Senin, 10 Desember 2012

Akan hal-hal yang belum kutemukan ujungnya


Aku tak bisa benar-benar sempurna, sekalipun aku berusaha untuk sempurna,
aku tak bisa benar-benar baik, sekalipun aku berusaha untuk baik,
aku tak bisa benar-benar pandai sekalipun aku berusaha untuk pandai,
aku tak bisa benar-benar sabar sekalipun aku berusaha untuk sabar,
aku tak bisa benar-benar memaafkan sekalipun aku berusaha untuk memaafkan.

Aku tersiksa dengan keegoisanku sendiri, tapi… Aku benar benar tak bisa berpura-pura. Menipu diriku sendiri, akan setiap mili hati yang kumiliki. Perlu banyak mencari cara untuk membersihkan hati, rasanya telah terlampau kotor, diam,… menyusuri diriku sendiri, masih adakah rasa cinta yang kumiliki? Rasaya aku telah menguburnya jauh-jauh dari hidupku. Membuangnya hingga aku mati rasa. Aku terdiam, apakah ini jalan yang memang harus aku tempuh? Aku binggung dengan ini semua, Tak pernah aku sadari, tak pernah aku tahu, mana jalan yang telah kutempuh, aku telah melaluinya begitu lama. Hingga aku sendiri merasa gelap, merasa buntu. Apakah kakiku telah tak sanggup lagi melangkah?

Tidak, kakiku bisa melangkah, tapi rasanya tubuhku tak mau dibawa? Diam… lagi-lagi merunduk dalam diriku sendiri, benar memang, aku tak boleh melangkah sebelum aku berdamai dengan diriku sendiri. Mencari yang seharusnya aku cari. Menemukan diriku yang hilang… Akh…. Salahkah aku? Apakah aku harus menggali lagi? Mencari semua yang aku kubur? Tidak, aku masih punya rasa cinta itu, tak mungkin hilang begitu saja dari dalam diriku. Aku tau… Sekalipun aku telah menguburnya dalam-dalam. Tapi ia tetap tumbuh. Masalahnya adalah… Apakah aku akan mebiarkanhya untuk tumbuh?

Membeku… Sekali lagi, aku terlalu focus pada rasa pahit yang kualami, hingga semua rasa yang lain terlupakan. Ku bertanya pada diriku sendiri, Apakah saat rasa pahit itu kuterima, aku tak merasa kan rasa yang lain? Sebenarnya ada, aku merasa manis disisi lain, aku merasa asam disisi lain, aku merasa ngilu disisi lain.

Akh… ini hanya diriku. Yang rasanya harus lebih banyak belajar. Paham, saat pembelajaran itu mungkin aku akan terluka. Seperti hal  nya anak bayi belajar berjalan, berkali-kali ia jatuh. Akh, sekali lagi ini waktu ku untuk belajar. Akankah aku bisa lulus di ujian yang akan dating? Akan kah aku naik kelas?

Rabu, 18 Juli 2012

Menenangkan Diri


Saat aku berkata sakit, mungkin sebenarnya aku bisa menahannya.

Ini bukan masalahku pribadi, melihat, mencermati dan memikirkan akan semua yang kualami, akan semua yang kulihat, akan sifat-sifat manusia.

Tak pernah bisa bicara pada manusia, sungguh, manusia itu tidak tahu apa-apa, sugguh solusi yang ada hanyalah emosi dan emosi lagi. Diam, fikirkan, ini hanya masalah waktu.

Akan cinta yang pernah ada, akan semua dukungan, akan semua harapan, akan semua kebersamaan, hanya bersifat sementara, sekali lagi, sementara.

Bicara pada hatimu sayang, semua akan berjalan sesuai rencana Allah, sekali lagi kamu hanya punya cara untuk memenej hatimu, agar tak kotor, agar tak ada kebencian agar tak ada amarah. Sungguh awal pangkal amarah adalah panas. Diam, perhatikan, hatimu tak layak kau panaskan dengan emosi.

Hati ini milikmu sendiri, jangan biarkan orang lain merenggut kemurniannya

Senyum ini milikmu sediri, jangan pernah gantikannya dengan tangis

Kebahagian ini milikmu sendiri, jangan pernah gantikannya dengan kesedihan

Kamis, 31 Mei 2012

Aku dan Diriku


Ini bukanlah harapan
Ini bukan impian
Ini hanya diriku sendiri
Apa pedulimu jika aku begini?
Toh jika salahpun tanggunganku sendiri
Toh jika benarpun tanggunganku sendiri
Jika ada yang menang, tak kan ada yang kalah
                                                                                                                                                                       
Sepiii….
Dan aku takkan meronta.
Ini jalan yang aku pilih
Bukan pilihanmu
Dan aku pun tak pernah bertanya akan pilihan

Pergi…. Pergilah jauh dariku.
Ini akan membuatku merasa bebas
Tak usah perdulikan lagi
Dan hanya aku yang tahu rasaku

Seiring nyanyian angin, selembut kabut pagi
Akan kubiarkan semua berjalan, berlalu dan melesat.
Senyum ini milikku, tak akan kubuang demi siapapun
Kebahagiaan ini milikku, tak akan terbuang demi siapapun

Minggu, 22 April 2012

Salluuut Dengan Pak Dahlan


Betapa seringnya beliau membuat aksi unik yang bikin senyum sendiri, dan bahwan bikin kita berfikir lebih kritis lagi, sebenarnya bagaiman? Seharusnya bagaimana? Apa ini baik? Apa ini buruk?

 Terkadang jika kita berbuat sesuatu yang melawan arus membuat kita bingung sendiri apa ini benar? tapi saat mengikuti berita tentang bapak satu ini, jadi makin kagum dengan beliau. Hmmm seolah segala hal bisa ia lawan, tak kenal takutnya, berani. Jempollll deh…

Pernah dengar nasihat dari seorang yang paling tersayang, katanya”Seseorang dinilai dewasa bukan dari kepintarannya, ataupun nilai akademisnya, tetapi bagaimana ia bisa bersabar dan ikhlas dari segala cobaan yang ia lalui

Menelaah lagi nasihat tersebut, lama kelamaan rasanya diri ini makin terkubur dalam keburukan, jujur, masih terlalu kekanak-kanakan, kadang tidak bisa ikhlas dengan semua yang terjadi, kadang yang berbicara adalah emosi, bukan sabar, huuuu….

Jadi ingat acara Hitam Putih tadi malam, saat Mama Dedeh diwawancarai oleh Dedy, beliau berkata, “Kepala dan Kemaluan tinggi mana? Tinggi kepala kan? Artinya setiap bertindak itu harus menggunakan Otak bukan Nafsu” Ahhh buruknya diri ini

Ditambah lagi, tidak ikhlas, rasanya itu masih membekas begitu saja didalam diri, tak bisa hilang…. Pke penghapus merk apapun susah banget ilangnya.

Ko’ ngelantur ya, padahal kan td cerita tentang pak Dahlan, O… O… Back dah…

***

Hari ini baca berita beliau duduk lesehan menghadapi wartawan, yakin deh pasti ada aja yang menganggap perbuatan unik beliau adalah salah satu cara untuk mendapat simpati rakyat, seperti kampanye diri gitu, tapi liat ntar dah… apa beliau akan mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau kepala Negara y?

Okay sebenarnya baik aja jika kepala Negara seperti dia, mungkin aja akan memberi kontribusi baru bagi Negara ini, tetap maju pak, saya dukung dah, asal jangan berubah jika telah menjadi kepala Negara ya pak,…. Jadilah kepala Negara yang dicintai rakyatnya bukan takut dengan rakyatnya. ^_^

Selasa, 10 April 2012

Universitas Kehidupan


Mungkin ini adalah suatu bagian yang harus dilalui. Semua tergantung akan reaksi yang kita timbulkan, semua adalah pembelajaran. Kadang satu kejadian membuat seseorang terpuruk, tapi setelah ia melaluinya, begitu mudah untuknya menasehati orang lain akan pengalaman hidupnya.

Yapz. Hari ini aku belajar akan berteman, kemarin aku belajar akan bersahabat, esok mungkin aku akan belajar memahami bahwa dunia ini sempit,. Ini adalah universitas kehidupan, tergantung sikap kita, akan lulus dengan predikat apa. Seseorang yang usianya lebih tua bisa saja ia sangat rapuh karena ujian hidup yang ia lalui terlalu sedikit. Seseorang yang lebih berumur bisa saja terlihat kekanank-kanakan jika ujian hidup yang ia terima belum banyak, bersyukurlah akan setiap ujian hidup. Sekali lagi ia menumbuhkan kedewasaan kita. Wallahu’alam

Senin, 09 April 2012

....


Aku merasa jauh lebih tenang dari biasa, dengan melihat lebih datar dari biasa. Menghilangkan setiap gundukah dan lembah akan orang-orang yang disekitar. Menghapus setiap warna yang pernah ada. Aku adalah diriku sendiri, tak menyerupai orang lain. Dan tak akan bisa menyerupai orang lain. Apalagi  menyemainya

Berfikir akan setiap perjalanan yang kulalui ku yakin bahwa ini adalah satu bagian dari hal-hal yang harus aku jalani. Mungkin satu hari nanti aku akan berubah. Lagi-lagi memberi warna pada orang-orang disekitar. Memandang lebih indah pada satu sudut dan memandang lebih buruk pada sudut yang lain. Tapi aku yakin ini adalah yang terbaik untuk diriku. Bahwa yang terbaik sekarag adalah menjadikan semuanya berwarna sama.

Karena hal yang paling sulit dari itu semua adalah berdamai dengan diriku sendiri. Memaafkan diriku sendiri. Mengendalikan diriku sendiri, beserta setiap emosional yang kumiliki. Akan setiap keegoisan diriku sendri. Artinya aku tak akan bisa berdamai dengan orang lain sebelum aku bisa berdamai dengan diriku sendiri.

Mungkin ini satu pendapat yang agak aneh, tapi aku merasa memang belum bisa menemukan diriku setelah banyak hal yang aku terima akhir-akhir ini, akan setiap kejutan, setiap hentakan yang membuat mataku terbuka lebih lebar, menyingkap setiap tutup yang tak pernah terlihat. Hmmm…. Mungkin ini adalah satu pelajaran hidup yang harus ku ketahui, tapi aku yakin semua akan baik-baik saja. 

Kamis, 16 Juni 2011

16 Juni 2011

Tak terasa 17 hari lagi, deg-deg menunggumu hadir disampingku, deg-deg menunggumu halal untukku

Agar tak lagi malu memanggilmu sayang
Agar tak segan lagi menggenggam jemarimu
Agar tak lagi sungkan berbicara denganmu, merayumu, sayang

Entah sejak kapan aku jatuh cinta…
Memandang fotomu, membuatku bahagia

Duhai sayangku, berkali-kali aku menahan diri agar tak menghubungimu
Pahamkah engkau aku merindu?

Dan sayang, aku tau perasaanmu, tapi aku malu
Malu dengan Allahku, tak mungkin tidak sabar untuk waktu yang relative singkat ini

Setiap hari memeriksa wall fbmu
Tersenyum sendiri memperhatikan komentar temanmu
Tanpa sadar aku telah menjadi penggemar beratmu

Tapi sekali lagi, aku tak ingin cinta ini tanpa arah sayangku
Aku tak ingin perasaan ini tanpa kendali
Kamu, Aku punya kekurangan sendiri-sendiri
Tetaplah Allah, Tuhanku,juga Tuhanmu yang menjaganya